Halaman

Kamis, 29 November 2012

Seperti Apakah Pria Dandy dan Metroseksual itu?



Beberapa teman, khususnya pria, saat ini banyak yang melakukan rutinitas layaknya wanita. Pria-pria ini sering pergi ke ke klinik atau salon, butik, fitnes center, gaul di cafe/mall. Hanya untuk merawat tubuh mereka. Berbeda jauh dengan dulu, dimana gue sendiri dulunya potong rambutnya takutnya minta ampun.
Pria yang dulu tidak senang berdandan atau berbelanja, karena dianggap hanya menghabiskan uang dan waktu, saat ini mulai gemar memanjakan dirinya. Ia mulai merawat sekujur tubuhnya, mulai dari perawatan rambut di salon, facial, maniku-pedikur (perawatan kuku kaki dan tangan), membentuk badan di gym, hingga menggunakan wewangian.
Nggak usah jauh-jauh mencari perumpaan seperti apa pria semacam ini. Teman dekat atau bahkan gue sendiri mengalami yang namanya kebiasaan baru di era sekarang ini. Entah apa yang terjadi. Apakah ini sebuah trend yang diciptakan atau mengikuti gaya layaknya pria-pria modern saat ini.
Para laki-laki harus diperlakukan secara halus selayaknya memperlakukan perempuan. Kita lihat bagiamana kaum laki-laki saat ini gemar ke salon untuk manicure, pedicure, atau bahkan mandi uap. Bahkan mereka berlomba untuk membentuk tubuh mereka layaknya kaum perempuan, buktinya semakin banyak pusat kebugaran yang didatangi laki-laki, ya tentu saja mereka ingin terlihat berisi tanpa lemak sehingga lebih menarik untuk dilihat.
Itulah yang menjadikan sebagian teman wanita yang mencibir kebiasaan unik pria semacam ini. Kok, pria sekarang sukanya merawat tubuh mirip wanita aja. Pernyataan tersebut dimata teman wanita memang menggelikan tapi itu bukan kebiasaan yang salah sebenarnya. Untuk wanita yang belum tahu, itu semua adalah trend yang terjadi saat ini terutama di kota-kota besar.
Sepertinya sekarang ini dunia sudah terbalik, kaum pria sekarang lebih emosional dibandingkan olek kaum perempuan, buktinya sekarang kita mengenal dengan istilah metroseksual, dimana konsumen metroseksual digambarkan sebagai sosok pria dandy yang mencintai dirinya sendiri (narcisis) dan juga gaya hidup urbannya.
Istilah pria dendy tiba-tiba muncul dalam kamus pria. Pria dendy adalah pria yang suka merawat tubuh mereka se-kinclong piring yang ada di iklan televisi. Pria Dendy juga sangat erat hubungannya dengan pria metroseksual. Catat dalam kamus pria lagi nih.
Menurut Hermawan Kartajaya (2004, P.36) pria metrosexsual adalah pria yang pada umumnya hidup dikota besar, mempunyai pekerjaan yang mapan, penghasilan cukup besar, gaya hidup mewah, dan juga pesolek tulen yang suka merawat dirinya sendiri. Serta selalu mengikuti tren busana yang ada, dengan alasan untuk memperbaiki penampilan luarnya. Karena umunya pria metrosexsual ini adalah Publik Figur yang menjadi perhatian masyarakat maupun kalangan sendiri, sehingga mereka sangat 
sensitif terhadap penampilan, gaya hidupnya serba teratur, penuh disiplin, penuh standar, dan cenderung perfeksionis.
Pria metroseksual bisa disebut juga sebagai pria narsistik, pria yang mengagumi dan mencintai dirinya sendiri. Baginya, tidak ada yang lebih penting daripada dirinya sendiri. Karena itulah, dia akan merasa sangat senang jika orang lain bisa membicarakan hal-hal yang baik tentang dirinya.
Beberapa istilah lain mengenai pria metrosexual
Febby Iskandar mendefisinikan(Febby Iskandar, 2005) pria metrosexsual sebagai pria yang suka merawat dirinya (dandy) dan mengikuti trend terbaru. Mereka biasa pergi ke klinik atau salon, butik, fitnes center, gaul di cafe/Mall. Umumnya mereka biasa hidup di kota-kota besar, royal, dan menikmati hidup, penampilan mereka cederung rapi, menawan, stylist, fashionable tetapi mereka tetaplah pria sejati dengan orientasi sex yang normal.
Menurut Jimmy Walles ( dalam Simpson, Mark. July 22, 2002. Meet the metrosexual. Salon. Wikipedia) Metroseksual adalah sebuah istilah baru, sebuah kata majemuk yang berasal dari paduan dua istilah: metropolitan dan heteroseksual. Istilah ini dipopulerkan pada tahun 1994 untuk merujuk kepada pria (khususnya yang hidup pada masyarakat post-industri, dengan budaya kapitalis) yang menampilkan ciri-ciri atau stereotipe yang sering dikaitkan dengan kaum pria homoseksual (seperti perhatian berlebih terhadap penampilan), meskipun dia bukanlah seorang homoseksual. Istilah ini memicu perdebatan seputar penanda teoritis dekonstruksi seksual serta hubungannya dengan konsumerisme
Metroseksual ini bukanlah seorang homoseksual atau pria yang kemayu. Ia tetaplah pria normal yang bisa memiliki keluarga yang bahagia dengan istri yang cantik dan anak-anak yang lucu. Hanya lebih \”kewanitaan\”, misalnya lebih senang ngobrol dan mampu berkomunikasi dengan lebih baik daripada rata-rata pria. Dan, yang paling nyata, metroseksual ini sangatlah fashionable.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar